Wednesday, December 26, 2007

Episode yang harus kita jalani

Hidup ini penuh dengan cerita, suka, duka, ceria..., kalau kita telaah, kita ini hanyalah pemain dalam setiap episode..., apakah pemain utama? belum tentu..., bisa jadi kita hanya jadi peran pembantu..., bahkan hanya jadi penonton saja..., coba sekarang kita ingat ingat, kapan kita jadi peran utama, peran pembantu, dan kapan kita jadi penonton...
Inilah episode yang terus harus kita lalui..., jangan menyerah, karena disetiap episode ini, kita kan terus belajar dari kekurangan yang ada disetiap episodenya...

selamat belajar!

Tuesday, December 18, 2007

NIKMATILAH KOPINYA ,... BUKAN CANGKIRNYA!

Sekelompok alumni University of California - Berkeley yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stess di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan
poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis. Dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah. Dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri
kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja.
Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya,
namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."
"Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita."
Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya.
Jadi nikmatilah kopinya, bukan cangkirnya.Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan
anda. Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan.

Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia. Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda.
So enjoy your day and work and keep make relationship with others :)

Email dari mas Andy
alumni University of California Bakery (he he he)

Mengurangi, biar bisa menikmati

Dulu sewaktu saya masih muda..., saya sangat seneng sekali dengan yang namanya sate, sate kambing tentunya..., ayam juga boleh..., masih igat dengan sate pasar kliwon yang maknyusss, satenya dibakar sampai matang, kemudian ditambahkan kol yang sudah diiris iris, ditambah dengan kacang gerus, ditambah mrica dan kecap..., ueee maknyusss
Tapi diusia yang sudah kepala 3 ini, saya harus lebih bijak dalam mengkonsumsi daging berkaki-4 ini..., kenapa? karena riwayat kesehatan dari orangtua..., setidaknya saya harus waspada..., ada semacam trik yaa, supaya kita tetap bisa menikmati, namun tetap aman..., katakanlah, kalau kita beli sate 1 porsinya 10 tusuk..., karena kita ingat akan kesehatan tadi, kita bisa pesan cukup 5 saja, atau tetep pesan 10 tapi kita berbagi dengan keluarga..., jika trik ini kita lakukan Insya Alloh, kita masih bisa menikmati tanpa mengurangi taraf kesehatan kita, begitu juga dengan jerohan sapi..., setengah saja porsinya..., sayuran yang berwarna diperbanyak...
selamat menikmati, jangan lupa untuk sedikit mengurangi

salam

Friday, December 14, 2007

Qurban dan berkurban

Karena suatu keyakinan, yang mengilhami sesorang bahwah Qurban itu esensinya bukan besar kecilnya domba, tapi keinginan qurban karena Alloh semata.
Tapi apa terus selamanya akan beli kambing yang kelas "C" terus...(karena dibandung kambing dibagi menjadi 4 kelas, super, A, B, C), kan esensinya bukan besar kecilnya..., sebaiknya jangan seperti itu...
Saya misalkan seperti ini..., kalau ada sebuah keluarga kecil yang baru tumbuh dengan gaji yang pas..., dan keluarga ini merelakan untuk Qurban..., tentu kelas "C" pun tidak masalah, na sebaliknya, jika diantara teman teman ini sudah mempunyai aset bergelimang harta, apa iya mau berkurban dengan kambing yang kelas "C", tentu kuranglah bijak..., inilah rasa berkurban kita diuji..., malu atuh kelas "C" wae..., kan omsetnya udah naik..., dulu kan belum bisa nabung, sekarang yang udah bisa nabung...
Sebaiknya kita bisa mensikapi "bagaimana berkurban ini....", tentu yang saya ulas diatas akan disertai dengan kematangan diri untuk berkurban..., kalau sudah bergelimang dan masih tetap "C", berarti masih belum mateng, tunggu saja..., ini wajar kok, proses terus berjalan..., suatu saat akan merasa lebih matang dengan instropeksi diri, dan kalau sudah matang "super" pasti akan dijadikan Qurban.
Mudah mudahan tidak menggurui, namun dengan tulisan ini, rekan rekan akan lebih berkurban demi Alloh semata.

salam

salam

Monday, December 10, 2007

kesuksesan bukan samadengan kesibukan

wah kamu udah sukses uey..., kebanyakan orang melihat "sukses" dari penglihatan pertama, coba saja..., dari baju yang dipakai, dari hp yang dibawa, dari mobil yang dibawa..., apa ini ukuran sukses? atau bahkan sukses itu seperti cerita dibawah ini?
Alkisah seorang yang sukses, super sibuk setiap harinya dipenuhi dengan rutinitas yang penuh..., dari kota satu ke kota lain, tak pernah putus..., bahkan untuk menemui beliau harus dengan antrean yang panjang...., wow..., tapi memang usaha yang dirintis beliau berjalan dengan lancar..., semua divisi yang dibentuknya laris manis....
Tapi suatu hari beliau sadar...., bahwa ini bukan yang ia cari, kesuksesan yang selama ini dicapai, bukanlah seperti yang diharapkan..., kenapa?, selama ini beliau begitu sibuk..., anak, istri bahkan sampai terlupakan..., kebahagiaan keluarga disisikan dengan adanya kesibukan yang luar biasa..., bahkan beliau telah melewatkan pertumbuhan anak anaknya...
Dari cerita diatas, apa sebenarnya kesuksesan itu..., tentunya sukses itu adalah perbaikan dari hari kemaren, hari ini harus lebih baik dari hari kemaren..., dan bukan sebaliknya, tapi kalau sudah sukses kan pasti sibuk..., kalau sibuk...lupa anak istri..., na ini berarti bukan perbaikan sikap dari hari kemaren, dan ini adalah kemunduran...
Kesuksesan = perbaikan = tidak ada yang dikorbankan = mandiri= maju terus...

salam sukses dari bandung

Wednesday, December 05, 2007

Jangan saling menyalahkan

Beberapa hari yang lalu, kembali terulang, motor salah seorang
mahasiswa hilang, seperti biasanya, yang ini ngomong itu, yang itu
ngomng ini, padahal udah ada cctv, tapi masih belum maksimal dalam
pemanfaatnnya.
kalau dilihat, tentu tempat kerja kita akan nyaman, kalau kita
menganggap kantor ini rumah kita juga,
dirumah :
kita matikan lampu jika gak kepakai (biar irit)
kita sapu, bahkan kita ngepel dirumah
kita kunci rumah jika sudah malam ataupun kalau kita mau bepergian
kita tempatkan majalah, buku pada tempatnya
kalau dikantor :
kita matikan lampu, seandainya kita keluar ruangan
kita tata rapi meja kita, buku buku kita susun yang rapi
kita jaga kebersihan diruangan kita
bahkan dikantor kita tidak perlu menyapu dan mengepel sendiri, hanya
dengan menjaganya saja
kalau kita mau, tentu akan lebih nyaman
yo to..., tidak ada kata terlambat, perlakukan tempat kerja kita
seperti rumah kita
Jadilah orang yang selalu optimis, melihat ke depan dan selalu bergerak !!! jangan lupa untuk selalu berpikir positif, dan melakukan hal-hal yang baik...salam hangat dari roni