Monday, January 21, 2008

Yang penting bukanlah berapa banyak yang kita miliki tetapi berapa banyak yang kita nikmati

Kadang kadang kita tanpa tujuan mengumpulkan harta kekayaan di dunia ini, harta di dunia ini hanyalah maya, tidak kekal, dan harta ini bisa berfungsi sebagai madu atau racun, bisa sebgai sumber kebahagiaan apabila kita mempunyai kemampuan untuk mendapatkannya sekaligus menggunakannya dengan benar dan tepat kalau sebaliknya, maka kehancuran yang akan kita dapat

Walaupun yang namanya kualitas kehidupan tidak berbanding lurus dengan banyaknya kekayaan, orang yang kaya belum tentu bahagia, dan sebaliknya, orang yang miskin bisa saja bahagia. setidaknya kekayaan adalah sebuah alat yang membantu proses kebahagiaan.
Bila kita kesulitan mencari sumber penghasilan jelas akan mengurangi kualitas kehidupan. Begitupun bila kita tak dapat mengelola keuangan dengan baik maka hal itu akan menjadi sumber petaka dalam kehidupan kita.Hidup sederhana bukan berarti harus mengurangi kualitas kehidupan, melainkan hidup tidak berlebih-lebihan dan sedapat mungkin memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Charles Spurgeon mengatakan,
"Yang penting bukanlah berapa banyak yang kita miliki tetapi berapa banyak yang kita nikmati."

Sebab kekayaan akan mempunyai arti bila kita dapat menikmatinya. Sehingga kalaupun kita ingin mengumpulkan lebih banyak harta kekayaan seharusnya tidak dengan cara bersikap pelit/irit, karena langkah tersebut hanya akan mengurangi kualitas hidupnya. Langkah yang seharusnya ia tempuh adalah menambah sumber penghasilan.

Selain menambah sumber penghasilan, langkah selanjutnya adalah hidup sederhana. Karena di dalam kesederhanaan ada kemuliaan dan ketentraman hati. Berbeda dengan hidup pelit, dimana di dalamnya hanya ada kesusahan karena kekhawatiran berlebih hartanya akan berkurang.

salam

No comments:

Post a Comment

Jadilah orang yang selalu optimis, melihat ke depan dan selalu bergerak !!! jangan lupa untuk selalu berpikir positif, dan melakukan hal-hal yang baik...salam hangat dari roni